Pembukaan Terusan Suez
30 November 2024 Diperbarui 4 jam yang lalu
Terusan Suez, yang terletak di Mesir, adalah salah satu jalur air buatan manusia paling penting dalam sejarah perdagangan dunia. Dibuka secara resmi pada 17 November 1869, Terusan Suez menjadi penghubung strategis antara Laut Mediterania dan Laut Merah, memperpendek rute perdagangan antara Eropa dan Asia secara signifikan. Sebelum terusan ini dibangun, kapal-kapal harus mengitari Tanjung Harapan di ujung selatan Afrika, yang membutuhkan waktu perjalanan jauh lebih lama.
Sejarah dan Latar Belakang
Pembangunan Terusan Suez dimulai pada tahun 1859 atas prakarsa seorang diplomat dan insinyur Prancis, Ferdinand de Lesseps. Proyek ini memakan waktu 10 tahun untuk diselesaikan dan melibatkan lebih dari 1,5 juta pekerja Mesir, meskipun proyek ini tidak lepas dari kontroversi, termasuk laporan kerja paksa dan banyaknya korban jiwa selama konstruksi.
Dengan panjang sekitar 193 kilometer, terusan ini adalah keajaiban rekayasa abad ke-19. Awalnya, terusan ini hanya mampu menampung kapal-kapal kecil, tetapi seiring waktu, modernisasi dan perluasan telah membuatnya dapat menampung kapal supertanker dan kapal kontainer terbesar di dunia.
Acara Pembukaan Megah
Peresmian Terusan Suez diadakan dengan kemegahan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Acara ini dihadiri oleh sejumlah tokoh terkemuka dunia, termasuk perwakilan kerajaan dan kepala negara. Perayaan tersebut mencakup parade kapal-kapal besar, pesta mewah, dan bahkan sebuah opera khusus berjudul Aida yang dipesan oleh pemerintah Mesir dari komposer terkenal Giuseppe Verdi.
Namun, Aida tidak selesai tepat waktu untuk acara pembukaan dan akhirnya dipentaskan pertama kali pada tahun 1871 di Kairo. Meski demikian, pembukaan Terusan Suez tetap menjadi simbol kebanggaan nasional Mesir dan pencapaian teknologi global.
Dampak Ekonomi dan Geopolitik
Terusan Suez segera menjadi jalur perdagangan yang sangat penting. Dengan memperpendek waktu perjalanan antara Eropa dan Asia hingga sekitar 7.000 kilometer, terusan ini mengurangi biaya pengangkutan barang secara drastis.
Ekonomi dunia berubah karena jalur ini:
- Percepatan Perdagangan Global: Jalur ini memungkinkan barang-barang seperti rempah-rempah, tekstil, dan minyak bumi untuk bergerak lebih cepat.
- Penguasaan Kolonial: Kekuasaan atas Terusan Suez menjadi simbol kendali atas jalur perdagangan internasional. Pada tahun 1882, Inggris menduduki Mesir untuk melindungi kepentingan mereka di terusan ini.
- Persaingan Geopolitik: Terusan Suez menjadi titik strategis dalam konflik internasional, termasuk Krisis Suez pada tahun 1956, ketika Mesir menasionalisasi terusan ini, memicu ketegangan antara negara Barat dan Mesir.
Terusan Suez Modern
Hingga hari ini, Terusan Suez tetap menjadi salah satu jalur perdagangan paling sibuk di dunia, menyumbang sekitar 12% dari perdagangan global. Modernisasi terus dilakukan, termasuk perluasan jalur pada tahun 2015 yang memungkinkan dua arah pelayaran dan mempercepat arus kapal.
Namun, terusan ini juga menghadapi tantangan. Pada tahun 2021, kapal kontainer raksasa Ever Given terjebak di terusan ini, menyebabkan gangguan besar pada rantai pasok global selama hampir seminggu. Insiden ini menyoroti pentingnya terusan ini dalam ekonomi global sekaligus rentannya jalur perdagangan ini terhadap gangguan.
Simbol Identitas Nasional Mesir
Terusan Suez tidak hanya menjadi pusat ekonomi global tetapi juga simbol kedaulatan nasional Mesir. Keputusan Presiden Gamal Abdel Nasser untuk menasionalisasi terusan pada tahun 1956 adalah momen bersejarah yang menunjukkan keinginan Mesir untuk mengontrol aset strategisnya sendiri.
Hari ini, pendapatan dari Terusan Suez merupakan salah satu sumber utama devisa Mesir, menghasilkan miliaran dolar setiap tahun. Jalur ini terus menjadi andalan Mesir dalam mempertahankan posisinya sebagai pusat maritim dunia.